Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mengungkapkan gagasan akan menerapkan pendekatan belajar secara mendalam atau deep learning pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Daftar Isi
Namun, ini bukan kurikulum pengganti Kurikulum Merdeka yang diinisiasi menteri sebelumnya, Nadiem Anwar Makarim.
Bagaimana deep learning dapat mengubah cara kita belajar? Mari kita eksplorasi lebih lanjut.
Apa Itu Deep Learning Dalam Metode Belajar?
Deep learning adalah metode pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan pemahaman siswa dengan berpikir kritis, eksplorasi, dan partisipasi aktif.
Tujuannya adalah memberikan pengalaman belajar lebih bermakna sekaligus menyenangkan bagi siswa.
Dijelaskan oleh Mu’ti, deep learning adalah sebuah pendekatan belajar. Ia juga membantah kabar yang beredar bahwa deep learning ful-ful ini akan menjadi pengganti Kurikulum Merdeka.
“Deep learning itu bukan kurikulum. Deep learning itu pendekatan belajar. Termasuk full-full juga bukan kurikulum,” kata Mu’ti kepada detikEdu di Jakarta, Jumat (8/11/2024).
3 Aspek Dalam Metode Belajar Deep Learning
Deep learning mengintegrasikan tiga elemen utama yang dikembangkan agar siswa dapat menguasai pengetahuan sekaligus mendapatkan pengalaman lebih bermakna.
Berikut adalah penjelasan dan contohnya:
Mindfull Learning: Menghargai Keunikan dan Keterlibatan Siswa
Mindfull Learning bertujuan untuk memberikan ruang bagi siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar, dengan memperhatikan perbedaan kebutuhan dan potensi tiap individu.
Dalam pendekatan ini, siswa diharapkan dapat terlibat langsung melalui diskusi, eksperimen, dan eksplorasi terhadap materi yang diajarkan.
Misalnya, saat membahas konsep-konsep sains, guru diharapkan tidak hanya memberikan teori, tetapi juga mengajak siswa memahami peran materi tersebut dalam kehidupan nyata.
Sebagai contoh, pembelajaran tentang air dapat dilakukan melalui eksperimen laboratorium untuk mempelajari peran air dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan mampu mengaitkan pembelajaran di kelas dengan realitas sehari-hari mereka.
Meaningfull Learning: Pentingnya Pembelajaran yang Relevan
Pada elemen Meaningfull Learning, siswa diajak untuk memahami alasan di balik setiap pelajaran yang mereka pelajari. Abdul Mu’ti menekankan bahwa siswa perlu tahu mengapa suatu materi penting dan bagaimana materi tersebut bisa bermanfaat di kehidupan nyata.
Pendekatan ini memposisikan guru sebagai fasilitator yang membantu siswa mengaitkan pelajaran dengan penerapan di dunia nyata.
Contohnya, dalam pelajaran matematika, guru bisa menjelaskan bagaimana konsep-konsep tertentu akan bermanfaat dalam mengelola keuangan pribadi atau bahkan dalam pengelolaan logistik.
Dengan pemahaman ini, siswa diharapkan lebih termotivasi dan antusias dalam belajar.
Joyfull Learning: Menciptakan Pembelajaran yang Bermakna dan Menyenangkan
Joyfull Learning bukan sekadar pembelajaran yang menyenangkan, melainkan sebuah pendekatan yang mengedepankan kepuasan dari pemahaman mendalam.
Abdul Mu’ti menyatakan bahwa tujuan dari Joyfull Learning adalah menciptakan pengalaman belajar yang bermakna, sehingga siswa tidak hanya merasa senang, tetapi juga benar-benar memahami materi yang dipelajari.
Contohnya, dalam pelajaran sejarah, guru bisa mengadakan simulasi atau diskusi yang membuat siswa lebih aktif terlibat. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar sejarah sebagai hafalan, tetapi juga bisa memahami konteks historis secara lebih mendalam.
Joyfull Learning diharapkan dapat membuat siswa lebih bersemangat dalam mempelajari setiap mata pelajaran.
Sumber: Apa Itu Kurikulum Deep Learning, Begini Bocoran Mendikdasmen
Deep Learning vs. Kurikulum Merdeka
Kurikulum merdeka dirancang untuk memberikan fleksibilitas dan otonomi yang lebih besar kepada siswa dan guru. Deep learning, di sisi lain, menawarkan potensi untuk mempersonalisasi pembelajaran dan meningkatkan efisiensi.
Namun, keduanya tidak perlu dilihat sebagai lawan. Deep learning dapat menjadi alat yang berguna untuk mendukung implementasi kurikulum merdeka.
Metode deep learning direncanakan untuk diterapkan pada tahun 2025. Namun, Abdul Mu’ti menekankan bahwa persiapan yang matang diperlukan, terutama dalam hal pelatihan guru dan penyediaan infrastruktur yang memadai.
Proses transisi menuju metode baru ini juga akan melibatkan pelatihan intensif bagi para guru agar mereka dapat mengadopsi metode pengajaran yang lebih berfokus pada siswa.
Selain itu, perubahan mindset guru menjadi elemen penting dalam keberhasilan Metode Deep Learning. Guru dituntut untuk lebih fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
Abdul Mu’ti menekankan bahwa keberhasilan kurikulum ini sangat bergantung pada kesediaan para pendidik untuk beradaptasi dengan pendekatan yang lebih mengutamakan keterlibatan aktif siswa.
Pertanyaan
- Menurut Anda, apakah deep learning siap untuk menggantikan kurikulum merdeka?
- Apa saja tantangan terbesar dalam implementasi deep learning dalam pendidikan?